Namun
yang menjadi pertanyaan, apa peran pemuda dalam pembangunan bangsa
dewasa ini? Apakah istilah-istilah indah yang disematkan kepada pemuda
hanya sebatas kata-kata tanpa implementasi?
Ada
banyak pendapat yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat
Indonesia yang mengatakan bahwa sebagian besar generasi muda Indonesia
berada dalam keadaan acuh-tak-acuh, hidup santai, miskin dalam
cita-cita, erosi idealisme, patriotisme, dan lain sebagainya. Apabila
kita telusuri secara mendalam tentang kehidupan generasi muda Indonesia
saat ini, pendapat-pendapat ini ada benarnya juga. Melihat kenyataan
saat ini, bisa dikatakan sebagian besar generasi muda di Indonesia
tengah dilanda “krisis identitas. Realita kondisi generasi muda bangsa
saat ini khususnya kaum muda Kristen telah mengalami pergeseran pola
pikir dan budaya.
Berbicara
dalam konteks Gereja, kondisi pemuda juga mengalami hal yang sama. Bisa
dilihat minimnya peran serta pemuda untuk dapat melayani di Gereja
menjadi cerminan bagaimana usaha sebuah Gereja mengakomodir potensi yang
dimiliki oleh kaum mudanya. Keaktifan organisasi kategorial pemuda
gereja juga bisa menjadi indikator penilaian terhadap kepedulian gereja
kepada kaum mudanya. Minimnya Pendeta pemuda, kurangnya perhatian dan
berbagai hal lain menjadi realita yang dihadapi pemuda dalam gereja saat
ini.
Dalam
konteks berbangsa, peran dan tanggung jawab Pemuda Kristen sangat
besar. Pemuda Kristen harus berani menempatkan dirinya di garda terdepan
dalam mewujudnyatakan kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran,
keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia yang berdasarkan kasih.
Dengan kata lain pemuda Kristen harus menjadi pelopor terwujudnya
“Syalom Allah” di muka bumi ini. Hal ini akan menunjukkan bagaimana
pemuda kristen merelevansikan Imannya di tengah-tengah kehidupan dunia.
Oleh karena itu, konsep Persekutuan dan Nasionalisme merupakan dua hal
yang saling berkaitan satu sama lain dan dua hal tersebut sepatutnya
dimiliki oleh pribadi-pribadi pemuda Kristen.
Untuk
mengimplementasikan Iman Kristen di tengah-tengah kehidupan Bangsa
Indonesia berarti pemuda Kristen dituntut meningkatkan ketekunan dalam
kejujuran, mengasah setiap potensi yang dimiliki, dan menyalurkan
kreativitas yang mengarah kepada pembangunan Bangsa Indonesia. Dalam
mengimplementasikan Iman Kristen di tengah-tengah kehidupan bangsa,
Pemuda Kristen juga dituntut mempunyai idealisme yang tinggi, semangat
juang yang kokoh, dan tidak larut dalam alam berpikir yang pragmatis
sehingga menjadi acuh tak acuh, masa bodoh, sinis dan akhirnya
frustrasi. Oleh karena itu seyogyanya, setiap Pemuda Kristen semakin
menggalakkan usaha-usaha di bidang studi masing-masing dan juga
memperjelas arti serta peranan pemuda dalam kehidupan sosial politik di
berbangsa ini.
Jika
ditelusuri di Alkitab, dapat dilihat jalan Tuhan sering memakai kaum
muda untuk menyuarakan kebenaran. Yusuf yang dipakai Tuhan melalui suatu
maksud jahat dan ironis dari saudara-saudaranya Dalam usianya yang
masih muda menjadi orang pertama yang dipakai Allah untuk menjadi
pemimpin bangsa bahkan di luar bangsanya sendiri. Ketika Bangsa Israel
masuk ke tanah perjanjian, justru Yosua yang muda yang harus memimpin
mereka. Kedua belas murid Yesus pun adalah orang-orang muda, mereka
sebagian besar hanya nelayan bukan tokoh yang mumpuni tapi masih saja
dipakai untuk mengabarkan Injil. Tidak tanggung-tanggung bahkan Yesus
sendiri hidup selama 33 Tahun di dunia. Dia mengerjakan tugas-Nya dalam
usia muda.
Untuk
itu, melalui tulisan ini saya mengajak segenap Kaum Muda Kristen
khususnya yang ada di Indonesia agar menyadari tanggung jawabnya sebagai
Pemuda, agar menyadari tugasnya panggilannya di tengah-tengah Bangsa
dan Gereja. Sebelum terlambat, mari kita sadari dan lakukan tanggung
jawab itu. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan kepada Pemuda Kristen untuk
memasuki masa depan yang penuh tantangan dan harapan.
Posting Komentar